Psoriasis adalah kondisi kulit yang kronis dan dapat memengaruhi siapa pun, namun baru-baru ini penelitian menunjukkan bahwa pria memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini jika mereka mengalami stres.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Dermatology and Therapy menemukan bahwa kerentanan terhadap stres dapat meningkatkan risiko psoriasis pada pria. Penelitian ini melibatkan lebih dari 5.000 peserta yang diikuti selama 20 tahun.
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat, menyebabkan kemerahan, sisik, dan rasa gatal pada kulit. Meskipun penyebab pasti psoriasis belum diketahui, faktor-faktor genetik, lingkungan, dan kekebalan tubuh diyakini memainkan peran dalam perkembangannya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pria yang mengalami stres kronis memiliki risiko 37% lebih tinggi untuk mengembangkan psoriasis dibandingkan dengan pria yang tidak mengalami stres. Hal ini menunjukkan bahwa stres dapat memengaruhi respons kekebalan tubuh dan merangsang peradangan yang dapat memicu psoriasis.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa pria yang merokok dan mengonsumsi alkohol memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan psoriasis jika mereka mengalami stres. Kombinasi dari faktor-faktor risiko ini dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami psoriasis.
Untuk mengurangi risiko psoriasis, penting bagi pria untuk mengelola stres dengan baik. Beberapa cara yang dapat membantu mengurangi stres termasuk olahraga, meditasi, terapi, dan mengidentifikasi dan mengatasi pemicu stres.
Selain itu, menghindari rokok dan alkohol juga dapat membantu mengurangi risiko psoriasis. Mengadopsi gaya hidup sehat dengan makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup juga dapat membantu mengurangi risiko psoriasis.
Dengan kesadaran akan hubungan antara stres dan risiko psoriasis pada pria, diharapkan individu dapat mengambil langkah-langkah untuk mengelola stres dan merawat kulit mereka dengan lebih baik. Dengan perawatan yang tepat, psoriasis dapat dikendalikan dan mencegah gejala yang merusak kualitas hidup seseorang.